Senin, 29 September 2014

10 Makanan Terbaik Untuk Mata

10 Makanan Terbaik Untuk Mata
 

Makanan berikut ini tidak hanya membantu mata terlihat cerah, namun terbukti mampu mencegah berbagai penyakit seperti katarak, degenerasi makular, dan keluhan mata lainnya.

1. Telur
Telur mengandung sumber nutrisi yang baik untuk mata seperti vitamin A, zinc, lutein, B12, vitamin D, dan cysteine. Lutein dan zeaxanthin yang ditemukan dalam putih telur merupakan antioksidan terbaik untuk mencegah degenerasi makular dan katarak.

2. Bayam
Sama halnya seperti telur, bayam juga banyak mengandung lutein dan zeaxanthin. Selain itu kandungan vitamin C-nya juga mampu mencegah glaukoma.

3. Bawang putih
Bawang putih mengandung selenium, vitamin C, vitamin B1, quercetin, dan glutathione yang berfungsi melindungi lensa mata terhadap radikal bebas seperti sinar UV. Bawang putih juga dapat menjaga sirkulasi darah sehingga memperkuat sel-sel optik dan daya tahan tubuh.

4. Salmon
Ikan yang satu ini mengandung lebih banyak omega-3 dibanding jenis ikan dan makanan laut lainnya. Studi menunjukan bahwa mereka yang rutin mengkonsumsi asam lemak omega-3 akan terhindar dari gangguan mata kering.

5. Biji bunga matahari
Kandungan selenium, vitamin E, dan zinc-nya mampu mencegah penyakit katarak dan degenerasi makular yang disebabkan oleh penuaan. Ia juga mengandung vitamin B2 untuk mengatasi penyakit photophobia (sensitivitas mata terhadap cahaya).

6. Wortel
Semua tentu tahu wortel sangat baik untuk kesehatan mata karena kaya akan beta-karoten. Beta-karoten akan diubah oleh tubuh menjadi vitamin A yang berperan penting untuk mata. Wortel juga bisa membantu tubuh melepaskan radikal bebas.

7. Alpukat
Alpukat memiliki kandungan lutein paling banyak dari buah lainnya. Lutein penting untuk mencegah degenerasi makular dan katarak. Alpukat berperan pula sebagai penyerap nutrisi penting seperti alfa dan beta-karoten untuk membentuk vitamin A sehingga mampu diserap tubuh dengan baik.

8. Tomat
Tomat baik untuk kesehatan kulit, namun juga punya banyak manfaat untuk mata. Tomat kaya vitamin A, vitamin C dan lycopene, tiga nutrisi yang sangat penting untuk mata.

9. Kol
Sayuran yang satu ini baik untuk merawat mata karena kandungan nutrisinya sama seperti bayam yaitu lutein dan zeaxanthin. Kedua nutrisi ini fungsinya seperti ‘sunglasses’ yang melindungi mata terhadap pancaran sinar ultraviolet. Tak hanya itu, mengkonsumsi kol terbukti dapat menurunkan resiko terkena katarak hingga 22%.

10. Cokelat Hitam
Cokelat hitam atau dark chocolate ternyata dapat meningkatkan ketajaman penglihatan. Ia mengandung flavonoid yang melindungi pembuluh darah mata sehingga secara otomatis memperkuat kornea dan retina. Jadi bagi Anda yang tidak menyukai wortel, mengkonsumsi dark chocolate murni bisa menjadi pilihan. (TR)


Mata adalah salah satu dari panca indra yang sangat vital. Mata adalah jendela dunia. Anda dapat melihat apa pun menggunakan mata Anda. Apa jadinya kalau Anda tidak bisa melihat? Hitam dan kosong. Bersyukurlah Anda yang mempunyai penglihatan normal. Dilansir dari sheknows.com Ladies, konsumsilah makanan-makanan ini untuk meningkatkan performa mata Anda.

Sayuran hijau

Sayuran hijau seperti bayam, kangkung, brokoli, dan sawi terkenal khasiatnya untuk mencegah Anda kehilangan penglihatan. Sayuran-sayuran hijau ini kaya akan vitamin A, B12, C, dan kalsium. Pastikan Anda mengonsumsi sayuran hijau sebanyak mungkin setiap harinya. Ingat Ladies, jangan terlalu matang ya memasaknya, supaya kandungan vitamin di dalam sayuran tidak hilang.

Telur

Mulailah hari Anda dengan mengonsumsi satu atau dua butir telur. Seperti yang Anda tahu, telur mengandung protein yang bermanfaat bagi lensa mata Anda. Kuning telur juga bermanfaat untuk mencegah penyakit mata pada usia Anda.

Bawang putih

Hampir sama seperti telur, bawang putih melindungi lensa Anda dari serangan katarak. Bawang putih juga menyimpan sejuta manfaat lainnya, selain untuk kesehatan mata, bawang putih juga dapat menurunkan kolesterol, mempertahankan sistem kekebalan tubuh, dan meningkatkan aliran darah.

Wortel

Sudah tidak perlu dipertanyakan lagi kalau wortel baik untuk kesehatan mata ya Ladies. Wortel mengandung beta karoten yang baik untuk retina dan melindungi kerusakan mata akibat sinar matahari.

Ikan

Ikan-ikanan seperti salmon, tuna dan cod mengandung asam lemak dan omega 3 yang dibutuhkan oleh retina. Omega 3 juga dikenal untuk meningkatkan kemampuan otak. Jika Anda bukan penggemar ikan, Anda dapat menggantinya dengan pil minyak ikan untuk manfaat yang sama.

Kacang-kacangan

Almond, kacang mete, dan kacang tanah juga mengandung omega 3 seperti pada ikan. Meskipun omega 3 yang dikandung tidak sebanyak pada ikan, kacang-kacangan dapat mencegah mata dari kekeringan dan penyakit mata.

Alpukat

Buah yang satu ini mengandung banyak lutein daripada buah yang lainnya. Lutein dapat mencegah katarak saat usia Anda senja nanti.

Dark chocolate atau coklat hitam

Selain untuk menjadi pencuci mulut, coklat hitam sangat baik untuk penglihatan Anda. Dark chocolate mengandung flavonoid yang melindungi pembuluh darah pada mata Anda. Jika pembuluh darah mata kuat maka kornea dan lensa mata Anda pasti akan kuat juga.

Selamat mencoba. Mata yang sehat merupakan cerminan badan yang sehat pula. Hindari katarak sejak dini dengan menjaga kesehatan mata.
 
Baca juga artikel lainnya :

Rabu, 24 September 2014

Pantangan Makanan Penyakit Bisul Di Bibir Vagina

Pantangan Makanan Penyakit Bisul Di Bibir Vagina

Kenali pantangan makanan penyakit bisul di bibir vagina, kemudian segera anda atasi penyakit bisul di bibir vagina melalui ace maxs yang sangat aman tanpa menimbulkan efek samping apapun.


Penyakit Bisul di bibir vagina merupakan salah satu Penyakit yang menyerang terhadap organ bartholini dimana organ bagian dalam kemaluan wanita yang berfungsi untuk melicinkan dan membasahi vagina disaat hubungan intim bersama suami anda mengalami benjolan dan teraba sakit apabila tersentuh ataupun disentuh. Ukuran dari Penyakit Bisul di bibir vagina ini bisa sebesar kacang polong sehingga anda tidak boleh membiarkan begitu saja dikarenakan dapat menjadi penyakit yang kronis atau menahun. Oleh karena itu segera lakukan pengobatan sedari dini supaya Penyakit Bisul di bibir vagina yang sedang anda derita tidak semakin parah dan masih dapat disembuhkan dengan sangat mudah.

Penyebab Penyakit Bisul di bibir vagina
  • Adanya penyumbatan pada saluran kelenjar bartholin.
  • Penyumbatan diduga akibat infeksi kuman dan bakteri.
  • Adanya pertumbuhan jaringan kulit pada kelenjar bartholin.
  • Infeksi dari kuman stapilokokus, gonorea, streptokokus dan Escherichia coli.
  • Kurangnya memperhatikan kebersihan bagian kelenjar bartholin.
Gejala Bisul Di Bibr Vagina 
  • Ketidaknyamanan ketika duduk, berdiri dan berjalan.
  • Adanya benjolan pada sisi lubang vagina.
  • Adanya massa yang tidak disertai rasa sakit.
  • Terasa nyeri ketika berhubungan badan.
  • Jika berukuran besar, kista dapat tender.
  • Demam yang sangat tinggi dan sulit untuk reda.
 Pantangan Makanan penyakit Bisul Di Bibir Vagina

Adapun jenis pantangannya yang sangat perlu untuk anda hindari ialah sebagai berikut :
  • Minuman yang mengandung alkohol dan minuman bersoda
  • Buah-buahan seperti lengkeng, durian, nangka, duku, nanas, dan anggur
  • Daging merah seperti sapi, kambing, dan kerbau
  • Sayuran seperti tauge, sawit putih, kangkung, dan cabe
  • Makanan yang diawetkan
  • Makanan yang mengadung msg, vatsin, ikan asin, dan seafood
  • Mie instan
Pencegahan bisul di bibir vagina

Selain anda menghindari makanan yang di larang untuk penderita penyakit bisul dibibr vagina, anda juga harus menghindari pantangan berikut :
  • Kurangi makanan yang berkadar lemak tinggi
Konsumsi lemak dalam kuantitas yang besar mampu akan menyebabkan gangguan hormon dan meningkatkan hormon cotisol. Hormone cortisol adalah hormon penyebab stress. Untuk itu sebisa mungkin jauhi asupan lemak berlebih
  • Konsumsi lebih banyak sayur dan buah
Sayur dan buah yang mengandung banyak vitamin dan mineral. Mampu membuat anda meningkatkan stamina tubuh .Selain itu juga dapat menetralisir bahan kimia yang masuk ke dalam tubuh anda.
  • Konsumsi makanan yang mengandung antioksidan
Makanan dengan kandungan antioksidan akan melawan radikal bebas . Radikal bebas yang mungkin dihasilkan karena polusi, debu dan bahan kimia lainnya.
  • Menjaga pola hidup sehat
Mejaga pola hidup sehat adalah hal paling penting yang perlu anda budayakan mulai saat ini. Menghindari rokok adalah tugas utama anda dan mulai berolahraga
  • Mencegah kebersihan area kewanitaan
Beberapa kasus penyakit yang berhubungan dengan area kewanitaan. Disebabkan karena infeksi mikroorganisme yang berkembang. Pencegahan sel-sel tumor agar tidak berkembang dapat dilakukan dengan senantiasa membersihkan dan menjaga kelembapan area kewanitaan.

Hindari Pantangan Makanan Penyakit Bisul Di Bibir Vagina, Kemudian Segera Anda Atasi Penyakit Bisul Di Bibir Vagina Melalui Ace Maxs Yang Aman Tanpa Efek Samping


Obat jelly gamat Gold G merupakan obat Alami yang memaksimalkan hewan yang ada di laut yakni teripang laut yang diolah dengan menggunakan peralatan moderen yang melalui proses destilasi sebanyak 4 kali, sehingga terbebas dari garam dan tidak berbau amis. Teripang yang digunakan sebagai bahan pembuat obat jelly gamat Gold G tidak di ambil sembarangan, karena hanya memakai teripang Sea Cucumber atau spesies Golden Stichopus Variegatus yaitu sepsies terbaik dan satu-satunya sepesies yang mengandung Gamapeptide. Yang amapuh dalam mengobati penyakit Bisul di bibir vagina Zat ini bermanfaat untuk mengaktifkan pertumbuhan sel atau mampu meregenerasi sel dengan sangat cepat, sebagai anti inflamasi atau peradangan, dapat mengurangi rasa nyeri bahkan di katakan memiliki anti analgesik 3 kali lebih kuat dari pada paracetamol

Berikut beberapa jenis kandungan dari sekitar 50 jenis kandungan aktif yang terdapat dalam Jelly Gamat Gold-G berdasarkan hasil penelitian Kandungan Dan Manfaat Jelly Gamat Gold-G yang sangat tepat mengobati penyakit Polip Hidung adalah : Protein 86,8%, Kolagen 80,0%, Mineral, Mukopolisakarida, Glucasaminoglycans (GAGs), Antiseptik alamiah, Glucosamine dan Chondroitin, Saponin, Asam Amino, Lektin, Vitamin A, B1 (Thiamine), B2 (Riboflavin), dan B3 (Niacin). Berdasarkan hasil penelitian di berbagai Universitas di seluruh dunia, ditemukan bahwa teripang emas sangat berkhasiat sebagai obat serba guna dan sebagai antiseptik tradisional. Dari penelitian tersebut terbukti bahwa teripang atau gamat memiliki kandungan “Cell Growth Factor” (faktor regenerasi sel) sehingga mampu merangsang regenerasi atau pemulihan sel dan jaringan tubuh manusia yang telah rusak atau sakit bahkan membusuk, sehingga menjadi sehat atau pulih kembali.
Testimoni Jelly Gamat Gold-G

    Nama : Armina Sari Hudayati

    Umur : 33 Tahun

    Kota : Rawamangun

    Penyakit : Kista (Endometriosis) selama 6 bulan
    Produk : Gold-G Sea Cucumber Jelly
    Saya memiliki kista (Endometriosis) yang membuat saya seringkali mengalami pendarahan. Namin setelah mengkonsumsi Gold-G Sea Cucumber Jelly, pendarahan yang saya alami selama 6 bulan langsung berhenti. Badan juga terasa lebih fit dibandingkan sebelumnya. Padahal sebelumnya saya harus mengkonsumsi obat untuk menghentikan pendarahan.  Badan juga terasa sangat lemas dan parahnya darah akan keluar lagi jika obat habis. Tapi setelah mengkonsumi OBAT JELLY GAMAT GOLD G menstruasi saya normal kembali dan badan terasa fit  sehingga aktivitas saya kembali normal dan tidak terganggu.

Untuk itu anda tidak perlu khawatir, karena jelly gamat gold-g merupakan obat terbaik dalam mengobati bisul di bibir vagina serta sangat aman di konsumsi tanpa menimbulkan efek samping apapun.
Bagi anda yang berminat membeli jelly gamat gold-g anda cukup mengirimkan pesan dengan format pemesanan sebagai berikut :
Fomat AMK  harap Anda catumkan saat memesan jelly gamat

            AMK : JUMLAH PESANAN : NAMA ANDA : ALAMAT LENGKAP : NO HP / TLP
            KIRIM KE 085 793 507 222

Contoh :
AMK: 3 botol : Ipat Fatimah : Jl.Gg Ciakar Wuluh Kec. Cibeureum Kota Tasikmalaya : No.Hp 08522552xxx kirim ke 085.793.507.222


Daftar Harga Jelly Gamat Gold-G

Pembelian Harga Retail Discount Harga Net
1 btl Rp.180.000 Rp.5000 Rp.175.000 + onkir Sesuai tarif JNE 1 kg
2 btl Rp.360.000 Rp.50.000 Rp.310.000 + ongkir Sesuai tarif JNE 1 kg
4 btl Rp.720.000 Rp.120.000 Rp.600.000 + Gratis ongkir*
8 btl Rp. 1.440.000 Rp.340.000 Rp.1.100.000 + Gratis ongkir**
45 btl (paket agen) Rp. 4.158.000
***Rp.4.158.000 + Gratis ongkir
Untuk Pembayarannya Harus Melalui Transfer Ke Salah Satu Rekening Kami Berikut Ini :
Nama Bank No Rekening Atas Nama
Bank BCA KCP S. Senjaya Tasikmalaya 3210373712 RIPKI ABDUL ROJAK
Bank BRI Cab. Tasikmalaya 0100-01-000304-56-3 RIPKI ABDUL ROJAK
Bank BNI Cab. Tasikmalaya 0219391983 RIPKI ABDUL ROJAK
Bank Muamalat Cab. Tasikmalaya 1510005196 RIPKI ABDUL ROJAK
Bank Mandiri KC Otista Tasikmalaya 131-00-0565435-7 RIPKI ABDUL ROJAK

Pantangan Makanan Penyakit Bisul Di Bibir Vagina

 Baca juga artikel lainnya :

Obat Bisul Di Bibir Vagina Tradisional

Kamis, 11 September 2014

Demi Senyum Ibu Ku

Hari ini aku baru saja memutuskan hubunganku dengan Dimas, seorang pengusaha muda. Dari awal hubungan dengannya, aku sudah merasa tidak nyaman. Dimas adalah temanku lima tahun yang lalu. Kita pernah satu kelas sewaktu SMA. Dia anak salah seorang pengusaha di Jakarta. Kita sangat akrab, bahkan dia sering sekali main ke rumahku. Dimas memang baik, dia pandai sekali menarik perhatian ibuku. Aku baru tahu bahwa dimas menyimpan perasaan yang dalam kepadaku sejak SMA, tapi entah mengapa aku sama sekali tak memiliki perasaan apapun terhadapnya.

Sampai suatu hari kita di petemukan kembali, dan Dimas semakin sering main ke rumahku. Bagiku tak masalah, aku anggap itu hanya kunjungan biasa setelah bertahun-tahun tak bertemu. Tiba-tiba saja Dimas memintaku untuk jadi kekasihnya. Aku tak pernah memberikan reaksi apapun. Aku pikir aku tak mencintainya, dan sudah pasti aku tak bisa menerimanya sebagai kekasihku. Tetapi ibu sangat menginginkan aku menjalin hubungan serius dengan Dimas. Alasannya, karena Dimas sudah mapan dan tentunya mampu membahagiakan aku dan menjamin masa depanku kelak. Secara perlahan aku jelaskan pada ibu, bahwa aku tak mencintainya. Tetapi ibu sedikit memaksa, dan menyuruhku untuk mencoba. Ibu selalu bilang, bahwa cinta akan datang dengan sendirinya. Aku tak ingin mengecewakan ibuku, akhirnya aku bersedia menjadi kekasih Dimas.

Demi Senyum Ibuku
Mungkin ada benarnya apa yang dikatakan pepatah, enak di jadikan teman belum tentu enak di jadikan pacar. Itulah yang aku rasakan setelah beberapa bulan menjalani hubungan dengan Dimas. Semakin hari, Dimas semakin menunjukan sifat aslinya. Dia selalu mengaturku, melarangku pergi bersama teman-temanku, menjemput dan mengantarku kerja. Jika satu kali saja sms atau telepon nya ada yang tak ku balas dan aku angkat, dia selalu marah tak jelas kepadaku. Atau jika aku ngobrol dengan teman lelakiku dia selalu menuduhku selingkuh dengan temanku itu.

Aku capek mengahadapi sikapnya, sampai suatu saat aku mengancamnya putus jika dia terus seperti itu. Akhirnya dia meminta maaf dan berjanji tak akan mengulanginya lagi. Tapi selang beberapa minggu sikapnya kembali seperti semula. Dia terlalu possesif, dan itu yang tidak aku suka darinya. Belum lagi kerjaan yang selalu rumit, bukannya membantu dia malah selalu menambah beban di pikiranku.

Tadinya aku tak ingin menceritakan ini pada ibuku, aku pikir aku akan mampu menghandle masalah ini. Tapi ternyata aku tak tahan lagi menghadapi sikap Dimas. Sampai akhirnya aku menceritakan semua pada ibuku, bukannya prihatin dengan kondisiku yang sedikit tertekan, ibu malah tersenyum. “mungkin karena terlalu cinta dan takut kehilangan kamu, makannya dia seperti itu” jelas ibu,santai. “tapi bu__” belum sempat aku meneruskan ucapanku, ibu memotongnya. “sudahlah nak, ibu tau kamu hanya mengada-ada. Ibu lebih tau dimas itu seperti apa, dia anak baik dan sopan. Dia sangat menghormati ibu dan dia sangat menyayangimu. Mana mungkin dia berani berbuat kasar dan menyakitimu.” Ucap ibu panjang lebar sambil menepuk bahuku. Dan kemudian masuk ke dalam kamarnya. Aku tertunduk sedih. Mengapa ibu lebih percaya dengan ucapan manis orang lain dibandingkan anaknya sendiri. Gumamku lirih.

Hari ini aku berangkat kerja sendiri, Dimas bilang dia akan keluar kota untuk beberapa hari. Lega rasanya, aku seperti bisa sedikit bernafas untuk beberapa hari tanpa tekanan dari nya. Kali ini aku pergi ke kantor bersama sahabatku, Karin. cukup lama juga aku tak merasakan suasana seperti ini lagi. Menyenangkan sekali. Seperti yang sering aku lakukan dulu, aku membonceng karin setiap kita berangkat kerja. Saking senangnya bergurau dan bercanda, aku hampir saja menabrak seorang lelaki. Untung rem ku injak cukup keras, hingga motor berhenti tepat di depan lelaki itu. Tanpa di duga sebelumnya, ternyata itu Sandi. Teman kerja ku dulu, yang diam-diam aku kagumi. Sejak saat itulah aku semakin dekat dengannya. Entah mengapa ada perasaan nyaman saat ku berada di dekatnya. Bukan saja karena aku pernah mengaguminya sewaktu dulu. Tapi karena dia seorang tipe humoris. Dia sering kali menghiburku. Bahkan tak segan-segan aku menceritakan kisahku kepadanya. Dia selalu memberiku nasihat yang menenangkanku. Sepulangnya Dimas dari luar kota. Aku kembali merasa hidupku seperti di dalam penjara. 

Tapi ku tahan perasaan ini, demi ibuku. Tapi diam-diam tanpa sepengetahuan dimas aku selalu bertemu sandi. Dimanapun, kapanpun, Kami selalu menyempatkan bertemu walu hanya lima menit. Aku merasa ada yang berbeda dengan perasaanku. Mungkin aku mencitai sandi, dan sandipun begitu. Aku mulai berpikir tentang perasaanku, tak mungin bisa terus ku pertahankan hubungan ku dengan dimas. Karena selain aku tak mencintainya, Dimas sama sekali tak pernah membuatku bahagia. Akhirnya ku bulatkan tekadku untuk memutuskan hubunganku dengan Dimas. Dimas awalnya tak terima, tapi ku jelaskan secara perlahan, untungnya dia sadar dengan kesalahnnya selama ini. Aku tau dia teramat sangat menyesal, tapi ku bilang aku tetap tak bisa memberi dia kesempatan lagi. Sewaktu aku menceritakan apa yang terjadi antara aku dan Dimas. Aku dan ibuku berdebat sangat hebat. Sepertinya ibu tak rela jika aku putus dengan Dimas, apalagi setelah ibu tahu aku memutuskan hubunganku dngan Dimas karena aku mencintai lelaki lain. Yang ekonomi dan status pekerjaannya jauh di bawah Dimas. Jika harus di katakan, mereka bagaikan langit dan bumi. Sandi memang orang tak punya, ia bekerja sebagai buruh di sebuah pabrik. Tapi aku sama sekali tak peduli dengan status sosialnya. Yang terpenting untukku dia sangat menyayangiku dan dia bisa membahagikanku walau dengan materi seadanya. 

Aku tak masalah, tapi ibu sangat menentang hubunganku dengan Sandi. Ibu bilang Sandi tak pantas untukku, selain itu Sandi mempunyai tiga orang adik sedangkan Sandi merupakan anak pertama, sehingga segala kebutuhan keluarga dan sekolah adiknya sandi yang membiayai. Bisa di bilang Sandi merupakan tulang punggung kelurga sepeninggal ayahnya dulu. “apa kamu siap hidup susah hah ? dari sejak kamu kecil ibu membanting tulang agar hidup kamu tidak kekurangan, agar semua kebutuhanmu tercukupi. Tapi sekarang kenapa kamu ingin melukai perasaan ibu dengan melihatmu menjadi orang susah?’ bentak ibu. Aku tak kuasa menatap kedua mata ibu, yang sepertinya memerah karena amarahnya yang meledak. “tapi bu..bukannya kebahagiaan seseorang itu tak bisa di ukur dengan seberapa banyaknya materi yang ia miliki. Aku sering mlihat orang kaya yang justru hidupnya tak bahagia. Aku benar-benar tak mencintai Dimas bu. Aku mncintai Sandi. Tolong ibu ngertiin perasaan aku. Sekali ini saja. Aku mohon bu.”ujarku lirih , aku mulai terisak. Sedikit demi sedikit air mata mulai jatuh membasahi pipiku.
“cinta hah ? kamu pikir saat kamu lapar kamu bisa makan cinta, kamu pikir beras di beli dengan cinta,begitu ?” bentak ibu lagi.
“Bukan begitu bu, yang terpenting buat aku adalah kenyamanan hati. Ibu tak pernah tau apa yang aku rasakan slama ini, aku tertekan bu .
“TERTEKAN? jelas kamu tertekan karena kamu tidak pernah mncoba membuka hati untuk dimas. Kamu sudah dibutakan dengan cinta.”
“aku telah mencobanya bu, aku selalu mencoba untuk mencintai dimas tapi tetap tak bisa. Aku mohon , restui hubunganku dengan sandi. Sandi anak baik bu, aku yakin kelak dia bisa menjadi imam yang baik untuk aku.”
“terseraah apa katamu, yang jelas ibu tetap tak setuju kamu berhubungan dengan orang yang tak jelas asal usulnya, jika kamu ngotot, silahkan. Tapi jangan salahkan ibu, jika suatu saat kamu hidup susah. Dan jika kamu tetap bersi keras, jangan panggil aku ibumu lagi, aku tak sudi punya anak durhaka seperti kamu. Kamu tinggal memilih. Lelaki itu atau ibu mu.” Perasaanku seperti tersambar petir mendengar ucapan ibu. Ibu masuk kedalam kamarnya. Aku masih terpaku di tempatku, tanpa sadar, tubuhku sepertinya lemas tak bertenaga, ku jatuhkan tubuhku di lantai. Aku menangis tersedu-sedu.
“Ya Allah,tolong bantu hamba. Lepaskan hamba dari pilihan yang menyulitkan hamba. Hamba yakin, hamba tak sedang dibutakan oleh cinta yang salah. Hamba mencintai Sandi, tetapi hamba tetap tak bisa mengorbankan perasaan ibu hamba. Beri hamba petunjukmu ya Allah.” Doa itu yang selalu aku ucapkan dalam setiap shalatku.

Semenjak kejadian malam itu, hubunganku dengan ibuku tak harmonis lagi. Aku rindu saat-saat aku bercerita kepada ibu tentang pekerjaanku, tentang teman-temanku, atau kejadian kejadian lucu yang aku alami. Ibu lebih senang mengurung diri dikamar. Ibu hanya sesekali keluar kamar untuk menyediakanku makan tanpa menemaniku makan sperti dulu. Rumah ini sudah seperti neraka bagiku. Batapa tidak, ibu tak pernah menyapaku, ibu msih marah kepadaku, ibu selalu menampakan wajah sinisnya di depanku. Pernah beberapa kali aku menghampiri ibu di kamarnya, aku bercerita tentang kelakuan gila teman-temanku. Tapi ibu tak memberiku respon, ibu mengacuhkanku. Jangankan untuk tersenyum , mendengar ceritakupun sepertinya tidak. Sebegitu bencikah engkau pada anakmu ini bu..? sebegitu salahkah aku dimatamu ibu? Salahkah jika aku mencintai pilihanku?

Hampir setiap hari aku menangis di rumah. Makanan yang ibu sediakan di meja makan sedikitpun tak ku makan, bukan tak ingin menghargai, rasanya hilang selera makanku. Aku sengaja meminta lembur kepada atasanku, aku mencoba menyibukkan diriku dengan pekerjaan. Itu satu-satu nya caraku untuk melupakan segala kesedihanku . sebenarnya atasanku tak memberiku ijin, mungkin dia tak tega melihatku. Badanku kurus kering, tetapi aku tetap memaksa. Aku tetap melakukannya. Hingga pada suatu hari aku berpikir untuk menemui Sandi dan menceritakan semua.
“Sandi, maafkan aku. Bukan aku tak mencintaimu. Tapi ibu tak merestui hubungan kita. Aku sudah di jodohkan dengan pilihan ibu. Aku harap kamu mngerti, aku tak ingin jadi anak durhaka. Aku tersiksa di musuhi ibu kandungku sendiri dalam satu atap. Ku mohon, mengerti aku. Aku sangat mencintaimu, tapi sepertinya takdir tak mengijinkan kita untuk bersatu di dunia ini. Akupun tak ingin menjerumuskanmu ke dalam masalahku. Aku mohon maafkan aku San.” Tangisku meledak, aku tak kuasa menatap wajah Sandi orang yang ku cintai yang kini harus ku tinggalkan selamanya. Aku berlutut di hadapan Sandi.
“Bangun Key, kamu tak perlu seperti ini. Aku memang sakit mendengar keputusanmu, tapi akupun tak ingin membuatmu semakin tersiksa jika harus mempetahankan egoku. Yakinlah key, cinta sejati itu tak harus memiliki. Walaupun nanti kamu akan menjadi milik orang lain, ku yakin pasti cintamu hanyalah untukku . akupun tak ingin merusakmu menjadi ank yang tidak berbakti, kembalilah kepada ibumu, katakan bahwa kamu akan menuruti keinginanya. Pergilah key...jangan pikirkan aku, aku tak yakin akan bahagia tanpamu, tapi untukku kebahagiaanmu lebih pnting di atas segalanya. Dan yang aku tau kebahagiaanmu adalah melihat ibumu tersenyum . pergilah.. bahagiakan ibumu.” Sandi mengangkat tubuhku, kulihat butiran air mata jatuh dari kedua matanya. Iya berusaha menyembunyikannya dariku, walapun kurasa usahanya itu percuma. Aku tetap tau bahwa dia menangis. Aku memeluknya untuk pertama dan terakhir kali. Sepertinya berat melepaskan Sandi. Aku memeluknya dengan erat, begitupun sebaliknya. Kemudian aku secepatnya berlari menemui ibuku dirumah, aku akan menyampaikan tentang keputusanku. Seperti biasa, aku masuk dengan mengucapkan salam, tapi ibu tetap tak pernah menyahut salamku. Aku masuk ke dalam kamarnya. Ku lihat ibu sedang menyulam sebuah kain.
“Bu..” sapaku lirih seraya mendekati ibu yang masih serius menyulam. Ibu tetap tak menghiraukanku.
“Bu , maafkan aku telah menyakiti hati ibu. Aku tak pernah bermaksud seperti itu. Ibu,, dengarkan aku sekali saja. Aku sudah berpikir, dan aku sudah memutuskan untuk kembali menerima Dimas, aku sudah memutuskan hubunganku dengan Sandi. Aku tau, ibu seperti ini hanya ingin melihatku bahagia bukan, untuk itu seharusnya juga aku membuat ibu bahagia. Aku hanya meminta satu hal dari ibu, tolong jangan musuhi aku bu, aku anakmu. Aku sangat menyayangimu. Aku sangat tersiksa ketika ibu acuhkan aku. Maafkan aku bu, aku berjanji tak akan mengulang kesalahan ini lagi, tak akan berani aku mnyakiti persaan ibu lagi. Apapun akan ku lakukan agar ibu bisa tersenyum kepadaku seperti dulu” ku dengar suara isak tangis ibuku.
“benarkah apa yang telah kamu katakan nak ? ibu sangat bahagia mendengarnya. Ibu selalu yakin kamu pasti memilih ibu.” Ibu memelukku. Aku menangis sejadi-jadinya di pelukan ibu. Akhirnya aku bisa merasakan lagi dekapan hangat ibuku yang sudah lama hilang. Walau sebenarnya batinku teramat tersiksa , tapi tak ku pedulikan itu. Ku sampingkan rasa sakitku demi melihat senyum ibuku. Semoga ini menjadi keberkahan dalam hidupku. Doaku dalam hati.

Hari ini akan di langsungkan akad nikah antara aku dan Dimas. Sejak saat itu, air mataku tak prnah berhenti mengalir mengingat Sandi. Tapi tetap ku sembunyikan semua itu depan ibuku. Aku tak mau ibu kecewa dan marah lagi padaku. Detik-detik menjelang ijab kobul, aku merasa tidak enak di sekujur tubuhku. Badanku menggigil kedinginan. Sebenarnya satu bulan kebelakang, aku memang sedikit kurang sehat. Mungkin karena terlalu banyak masalah yang menghimpit otak dan menguras tenagaku, hingga ku lalaikan kesehatanku. Dadaku sangat sesak, tiba-tiba saja di atas kepalaku seperti banyak kunang-kunang. Aku menjatuhkan kepala ke atas meja di depanku,,,braakkk. Sontak semua tamu berteriak, terutama ibu sepertinya ibu mencemaskan keadaanku. Dimas menopang bahuku,,
“keyy kamu kenapa keyy?? Bangunlah nak,, apa yang terjadi padamu?? Dimas cepet telpon dokter !” terdengar samar suara ibu di telingaku. Setelah itu akau tak tahu lagi apa yang terjadi padaku, yang aku tahu aku tebaring lemah di atas ranjang dengan selang infus di hidungku, samar-samar terlihat aku sperti di kelilingi Dimas, ibu, Karin, atasanku, jugaa....Sandi. Yah Sandi ada disini, membuatku sedikit tersenyum melihat wajahnya. Perlahan-lahan aku membuka mataku. Aku lihat ibu disampingku, memegang tanganku dan tak henti-hentinya menangis sambil berkata maafkan ibu nak,,maafkan ibu. Seperti itulah, berulang ulang kali ibu mengatakan itu.
“maaf untuk apa bu, ibu jangan menangis. aku baik baik saja bu, ibu jangan cemaskan aku“ ucapku terbata-bata. Aku berusaha susah payah mnecoba mnghapus air mata ibuku yang tumpah entah seberapa banyak air mata yang ia jatuhkan untukku, aku merasa berdosa telah mmbuatnya menangis seperti ini.
“maafkan ibu sayang, ibu yang salah, ibu yang egois , ibu yang tidak pernah mendengarkan keinginanmu, ibu yang tak pernah tahu kabahagaiannmu seperti apa, ibu tak pernah tau betapa tertekannya kamu nak, maafkan ibu,, ibu menyesal..” ibu menangis lagi, membuatku tak tahan dan aku ikut menangis, rasanya dadaku semakin sesak, badanku semakin kedinginan.
“ibu tak perlu minta maaf bu, melihat ibu tersenyum pun aku sudah sangat bahagia, senyum ibu jauh lebih berharga di atas segalanya,,”aku tersenyum pada ibuku. Kemudian aku menoleh ke arah Dimas dan Sandi ,,, aku meminta keduanya untuk menjaga ibuku. Mereka setuju. Khusus untuk Sandi aku tetap mngatakan aku sangat mencintainya.. ku lihat semua orang menagis. Mungkin ini saatnya aku pergi meninggalkan semua kehidupan di dunia. Tapi aku tak menyesal, karena di akhir hayatku aku bisa mengembalikkan senyum ibukku. Aku sangat menyayangi ibuku.. aku menutup mataku,, aku membaca syahadat dengan sedikit terbata-bata. Ku hembuskan nafas terkhirku disni. Terima kasih ibu untuk segalanya..aku anakmu, yang sangat mencintaimu.

Rabu, 10 September 2014

Cerita Menyedihkan


Cinta itu butuh kesabaran… Sampai dimanakah kita harus bersabar menanti cinta kita??? Hari itu.. aku dengannya berkomitmen untuk menjaga cinta kita.. Aku menjadi perempuan yg paling bahagia….. Pernikahan kami sederhana namun meriah….. Ia menjadi pria yang sangat romantis pada waktu itu. Aku bersyukur menikah dengan seorang pria yang shaleh, pintar, tampan & mapan pula. Ketika kami berpacaran dia sudah sukses dalam karirnya. akan berbulan madu di tanah suci, itu janjinya ketika kami berpacaran dulu.. Dan setelah menikah, aku mengajaknya untuk umroh ke tanah suci….

Aku sangat bahagia dengannya, dan dianya juga sangat memanjakan aku… sangat terlihat dari rasa cinta dan rasa sayangnya pada ku. Banyak orang yang bilang kami adalah pasangan yang serasi. Sangat terlihat sekali bagaimana suamiku memanjakanku. Dan aku bahagia menikah dengannya.

***

Lima tahun berlalu sudah kami menjadi suami istri, sangat tak terasa waktu begitu cepat berjalan walaupun kami hanya hidup berdua saja karena sampai saat ini aku belum bisa memberikannya seorang malaikat kecil (bayi) di tengah keharmonisan rumah tangga kami.

Karena dia anak lelaki satu-satunya dalam keluarganya, jadi aku harus berusaha untuk mendapatkan penerus generasi baginya. Alhamdulillah saat itu suamiku mendukungku…Ia mengaggap Allah belum mempercayai kami untuk menjaga titipan-NYA. Tapi keluarganya mulai resah. Dari awal kami menikah, ibu & adiknya tidak menyukaiku. Aku sering mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari mereka, namun aku selalu berusaha menutupi hal itu dari suamiku…

Didepan suami ku mereka berlaku sangat baik padaku, tapi dibelakang suami ku, aku dihina-hina oleh mereka… Pernah suatu ketika satu tahun usia pernikahan kami, suamiku mengalami kecelakaan, mobilnya hancur. Alhamdulillah suami ku selamat dari maut yang hampir membuat ku menjadi seorang janda itu. Ia dirawat dirumah sakit pada saat dia belum sadarkan diri setelah kecelakaan. Aku selalu menemaninya siang & malam sambil kubacakan ayat-ayat suci Al – Qur’an. Aku sibuk bolak-balik dari rumah sakit dan dari tempat aku melakukan aktivitas sosial ku, aku sibuk mengurus suamiku yang sakit karena kecelakaan.

Namun saat ketika aku kembali ke rumah sakit setelah dari rumah kami, aku melihat di dalam kamarnya ada ibu, adik-adiknya dan teman-teman suamiku, dan disaat itu juga.. aku melihat ada seorang wanita yang sangat akrab  mengobrol dengan ibu mertuaku. Mereka tertawa menghibur suamiku. Alhamdulillah suamiku ternyata sudah sadar, aku menangis ketika melihat suami ku sudah sadar, tapi aku tak boleh sedih di hadapannya. Kubuka pintu yang tertutup rapat itu  sambil mengatakan, “Assalammu’alaikum” dan mereka menjawab salam ku. Aku berdiam sejenak di depan pintu dan mereka semua melihatku. Suamiku menatapku penuh manja, mungkin ia kangen padaku karena sudah 5 hari mata nya selalu tertutup.

Tangannya melambai, mengisyaratkan aku untuk memegang tangannya erat. Setelah aku menghampirinya, kucium tangannya sambil berkata “Assalammu’alaikum”, ia pun menjawab salam ku dengan suaranya yg lirih namun penuh dengan cinta. Aku pun senyum melihat wajahnya. Lalu.. Ibu nya berbicara denganku … “Fis, kenalkan ini Desi teman Fikri”.

Aku teringat cerita dari suamiku bahwa teman baiknya pernah mencintainya, perempuan itu bernama Desi dan dia sangat akrab dengan keluarga suamiku. Hingga akhirnya aku bertemu dengan orangnya juga. Aku pun langsung berjabat tangan dengannya, tak banyak aku bicara di dalam ruangan tersebut,aku tak mengerti apa yg mereka bicarakan. Aku sibuk membersihkan & mengobati luka-luka di kepala suamiku, baru sebentar aku membersihkan mukanya, tiba-tiba adik ipar ku yang bernama Dian mengajakku keluar, ia minta ditemani ke kantin. Dan suamiku pun mengijinkannya. Kemudian aku pun menemaninya.

Tapi ketika di luar adik ipar ku berkata, ”lebih baik kau pulang saja, ada kami yg menjaga abang disini. Kau istirahat saja. ”

Anehnya, aku tak diperbolehkan berpamitan dengan suamiku dengan alasan abang harus banyak beristirahat dan karena psikologisnya masih labil. Aku berdebat dengannya mempertanyakan mengapa aku tidak diizinkan berpamitan dengan suamiku. Tapi tiba-tiba ibu mertuaku datang menghampiriku dan ia juga mengatakan hal yang sama. Nantinya dia akan memberi alasan pada suamiku mengapa aku pulang tak berpamitan padanya, toh suamiku selalu menurut apa kata ibunya, baik ibunya salah ataupun tidak, suamiku tetap saja membenarkannya. Akhirnya aku pun pergi meninggalkan rumah sakit itu dengan linangan air mata.

Sejak saat itu aku tidak pernah diijinkan menjenguk suamiku sampai ia kembali dari rumah sakit. Dan aku hanya bisa menangis dalam kesendirianku. Menangis mengapa mereka sangat membenciku.

***

Hari itu.. aku menangis tanpa sebab, yang ada di benakku aku takut kehilangannya, aku takut cintanya dibagi dengan yang lain. Pagi itu, pada saat aku membersihkan pekarangan rumah kami, suamiku memanggil ku ke taman belakang, ia baru aja selesai sarapan, ia mengajakku duduk di ayunan favorit kami sambil melihat ikan-ikan yang bertaburan di kolam air mancur itu. Aku bertanya, ”Ada apa kamu memanggilku?” Ia berkata, ”Besok aku akan menjenguk keluargaku di Sabang”

Aku menjawab, ”Ia sayang.. aku tahu, aku sudah mengemasi barang-barang kamu di travel bag dan kamu sudah memeegang tiket bukan?” “Ya tapi aku tak akan lama disana, cuma 3 minggu aku disana, aku juga sudah lama tidak bertemu dengan keluarga besarku sejak kita menikah dan aku akan pulang dengan mama ku”, jawabnya tegas.

“Mengapa baru sekarang bicara, aku pikir hanya seminggu saja kamu disana?“, tanya ku balik kepadanya penuh dengan rasa penasaran dan sedikit rasa kecewa karena ia baru memberitahukan rencana kepulanggannya itu, padahal aku telah bersusah payah mencarikan tiket pesawat untuknya.

”Mama minta aku yang menemaninya saat pulang nanti”, jawabnya tegas.

”Sekarang aku ingin seharian dengan kamu karena nanti kita 3 minggu tidak bertemu, ya kan?”, lanjut nya lagi sambil memelukku dan mencium keningku. Hatiku sedih dengan keputusannya, tapi tak boleh aku tunjukkan pada nya. Bahagianya aku dimanja dengan suami yang penuh dengan rasa sayang & cintanya walau terkadang ia bersikap kurang adil terhadapku. Aku hanya bisa tersenyum saja, padahal aku ingin bersama suamiku, tapi karena keluarganya tidak menyukaiku hanya karena mereka cemburu padaku karena suamiku sangat sayang padaku.

Kemudian aku memutuskan agar ia saja yg pergi dan kami juga harus berhemat dalam pengeluaran anggaran rumah tangga kami. Karena ini acara sakral bagi keluarganya, jadi seluruh keluarganya harus komplit. Walaupun begitu, aku pun tetap tak akan diperdulikan oleh keluarganya harus datang ataupun tidak. Tidak hadir justru membuat mereka sangat senang dan aku pun tak mau membuat riuh keluarga ini.



Malam sebelum kepergiannya, aku menangis sambil membereskan keperluan yang akan dibawanya ke Sabang, ia menatapku dan menghapus airmata yang jatuh dipipiku, lalu aku peluk erat dirinya. Hati ini bergumam tak merelakan dia pergi seakan terjadi sesuatu, tapi aku tidak tahu apa yang akan terjadi. Aku hanya bisa menangis karena akan ditinggal pergi olehnya. Aku tidak pernah ditinggal pergi selama ini, karena kami selalu bersama-sama kemana pun ia pergi.

Apa mungkin aku sedih karena aku sendirian dan tidak memiliki teman, karena biasanya hanya pembantu sajalah teman mengobrolku. Hati ini sedih akan di tinggal pergi olehnya.

Sampai keesokan harinya, aku terus menangis.. menangisi kepergiannya. Aku tak tahu mengapa sesedih ini, perasaanku tak enak, tapi aku tak boleh berburuk sangka. Aku harus percaya apada suamiku. Dia pasti akan selalu menelponku.

***

Berjauhan dengan suamiku, aku merasa sangat tidak nyaman, aku merasa sendiri. Untunglah aku mempunyai kesibukan sebagai seorang aktivis, jadinya aku tak terlalu kesepian ditinggal pergi ke Sabang.

Saat kami berhubungan jarak jauh, komunikasi kami memburuk dan aku pun jatuh sakit. Rahimku terasa sakit sekali seperti di lilit oleh tali. Tak tahan aku menahan rasa sakit dirahimku ini, sampai-sampai aku mengalami pendarahan. Aku dilarikan ke rumah sakit oleh adik laki-lakiku yang kebetulan menemaniku disana. Dokter memvonis aku terkena kanker mulut rahim stadium 3. Aku menangis.. apa yang bisa aku banggakan lagi..

Mertuaku akan semakin menghinaku, suamiku yang malang yang selalu berharap akan punya keturunan dari rahimku.. namun aku tak bisa memberikannya keturunan. Dan kemudian aku hanya bisa memeluk adikku. Aku kangen pada suamiku, aku selalu menunggu ia pulang dan bertanya-tanya, “kapankah ia segera pulang?” aku tak tahu.. Sementara suamiku disana, aku tidak tahu mengapa ia selalu marah-marah jika menelponku. Bagaimana aku akan menceritakan kondisiku jika ia selalu marah-marah terhadapku..

Lebih baik aku tutupi dulu tetang hal ini dan aku juga tak mau membuatnya khawatir selama ia berada di Sabang. Lebih baik nanti saja ketika ia sudah pulang dari Sabang, aku akan cerita padanya. Setiap hari aku menanti suamiku pulang, hari demi hari aku hitung… Sudah 3 minggu suamiku di Sabang, malam itu ketika aku sedang melihat foto-foto kami, ponselku berbunyi menandakan ada sms yang masuk. Kubuka di inbox ponselku, ternyata dari suamiku yang sms. Ia menulis, “aku sudah beli tiket untuk pulang, aku pulangnya satu hari lagi, aku akan kabarin lagi”.

Hanya itu saja yang diinfokannya. Aku ingin marah, tapi aku pendam saja ego yang tidak baik ini. Hari yg aku tunggu pun tiba, aku menantinya di rumah. Sebagai seorang istri, aku pun berdandan yang cantik dan memakai parfum kesukaannya untuk menyambut suamiku pulang, dan nantinya aku juga akan menyelesaikan masalah komunikasi kami yg buruk akhir-akhir ini. Bel pun berbunyi, kubukakan pintu untuknya dan ia pun mengucap salam. Sebelum masuk, aku pegang tangannya kedepan teras namun ia tetap berdiri, aku membungkuk untuk melepaskan sepatu, kaos kaki dan kucuci kedua kakinya, aku tak mau ada syaithan yang masuk ke dalam rumah kami.

Setelah itu akupun berdiri langsung mencium tangannya tapi apa reaksinya.. Masya Allah.. ia tidak mencium keningku, ia hanya diam dan langsung naik keruangan atas, kemudian mandi dan tidur tanpa bertanya kabarku.. Aku hanya berpikir, mungkin dia capek. Aku pun segera merapikan bawaan nya sampai aku pun tertidur. Malam menunjukkan 1/3 malam, mengingatkan aku pada tempat mengadu yaitu Allah, Sang Maha Pencipta. Biasa nya kami selalu berjama’ah, tapi karena melihat nya tidur sangat pulas, aku tak tega membangunkannya. Aku hanya mengeelus wajahnya dan aku cium keningnya, lalu aku sholat tahajud 8 rakaat plus witir 3 raka’at.

***

Aku mendengar suara mobilnya, aku terbangun lalu aku melihat dirinya dari balkon kamar kami yang bersiap-siap untuk pergi. Lalu aku memanggilnya tapi ia tak mendengar. Kemudian aku ambil jilbabku dan aku berlari dari atas ke bawah tanpa memperdulikan darah yg bercecer dari rahimku untuk mengejarnya tapi ia begitu cepat pergi. Aku merasa ada yang aneh dengan suamiku. Ada apa dengan suamiku? Mengapa ia bersikap tidak biasa terhadapku?

Aku tidak bisa diam begitu saja, firasatku mengatakan ada sesuatu. Saat itu juga aku langsung menelpon kerumah mertuakudan kebetulan Dian yang mengangkat telponnya, aku bercerita dan aku bertanya apa yang sedang terjadi dengan suamiku. Dengan enteng ia menjawab, “Loe pikir aja sendiri!!!”. Telpon pun langsung terputus. Ada apa ini? Tanya hatiku penuh dalam kecemasan. Mengapa suamiku berubah setelah ia kembali dari kota kelahirannya. Mengapa ia tak mau berbicara padaku, apalagi memanjakan aku.

Semakin hari ia menjadi orang yang pendiam, seakan ia telah melepas tanggung jawabnya sebagai seorang suami. Kami hanya berbicara seperlunya saja, aku selalu diintrogasinya. Selalu bertanya aku dari mana dan mengapa pulang terlambat dan ia bertanya dengan nada yg keras. Suamiku telah berubah.

Bahkan yang membuat ku kaget, aku pernah dituduhnya berzina dengan mantan pacarku. Ingin rasanya aku menampar suamiku yang telah menuduhku serendah itu, tapi aku selalu ingat.. sebagaimana pun salahnya seorang suami, status suami tetap di atas para istri, itu pedoman yang aku pegang. Aku hanya berdo’a semoga suamiku sadar akan prilakunya.

***

Dua tahun berlalu, suamiku tak kunjung berubah juga. Aku menangis setiap malam, lelah menanti seperti ini, kami seperti orang asing yang baru saja berkenalan. Kemesraan yang kami ciptakan dulu telah sirna. Walaupun kondisinya tetap seperti itu, aku tetap merawatnya & menyiakan segala yang ia perlukan. Penyakitkupun masih aku simpan dengan baik dan sekalipun ia tak pernah bertanya perihal obat apa yang aku minum. Kebahagiaan ku telah sirna, harapan menjadi ibu pun telah aku pendam. Aku tak tahu kapan ini semua akan berakhir.

Bersyukurlah.. aku punya penghasilan sendiri dari aktifitasku sebagai seorang guru ngaji, jadi aku tak perlu meminta uang padanya hanya untuk pengobatan kankerku. Aku pun hanya berobat semampuku.

Sungguh.. suami yang dulu aku puja dan aku banggakan, sekarang telah menjadi orang asing bagiku, setiap aku bertanya ia selalu menyuruhku untuk berpikir sendiri. Tiba-tiba saja malam itu setelah makan malam usai, suamiku memanggilku. “Ya, ada apa Yah!” sahutku dengan memanggil nama kesayangannya “Ayah”. “Lusa kita siap-siap ke Sabang ya.” Jawabnya tegas. “Ada apa? Mengapa?”, sahutku penuh dengan keheranan.

Astaghfirullah.. suami ku yang dulu lembut tiba-tiba saja menjadi kasar, dia membentakku. Sehingga tak ada lagi kelanjutan diskusi antara kami. Dia mengatakan ”Kau ikut saja jangan banyak tanya!!” Lalu aku pun bersegera mengemasi barang-barang yang akan dibawa ke Sabang sambil menangis, sedih karena suamiku kini tak ku kenal lagi.

Dua tahun pacaran, lima tahun kami menikah dan sudah 2 tahun pula ia menjadi orang asing buatku. Ku lihat kamar kami yg dulu hangat penuh cinta yang dihiasi foto pernikahan kami, sekarang menjadi dingin.. sangat dingin dari batu es. Aku menangis dengan kebingungan ini. Ingin rasanya aku berontak berteriak, tapi aku tak bisa.

Suamiku tak suka dengan wanita yang kasar, ngomong dengan nada tinggi, suka membanting barang-barang. Dia bilang perbuatan itu menunjukkan sikap ketidakhormatan kepadanya. Aku hanya bisa bersabar menantinya bicara dan sabar mengobati penyakitku ini, dalam kesendirianku..

***

Kami telah sampai di Sabang, aku masih merasa lelah karena semalaman aku tidak tidur karena terus berpikir. Keluarga besarnya juga telah berkumpul disana, termasuk ibu & adik-adiknya. Aku tidak tahu ada acara apa ini.. Aku dan suamiku pun masuk ke kamar kami. Suamiku tak betah didalam kamar tua itu, ia pun langsung keluar bergabung dengan keluarga besarnya.

Baru saja aku membongkar koper kami dan ingin memasukkannya ke dalam lemari tua yg berada di dekat pintu kamar, lemari tua yang telah ada sebelum suamiku lahir tiba-tiba Tante Lia, tante yang sangat baik padaku memanggil ku untuk bersegera berkumpul diruang tengah, aku pun menuju ke ruang keluarga yang berada ditengah rumah besar itu, yang tampak seperti rumah zaman peninggalan belanda. Kemudian aku duduk disamping suamiku, dan suamiku menunduk penuh dengan kebisuan, aku tak berani bertanya padanya.

Tiba-tiba saja neneknya, orang yang dianggap paling tua dan paling berhak atas semuanya, membuka pembicaraan. “Baiklah, karena kalian telah berkumpul, nenek ingin bicara dengan kau Fisha”. Neneknya berbicara sangat tegas, dengan sorot mata yang tajam. ”Ada apa ya Nek?” sahutku dengan penuh tanya.. Nenek pun menjawab, “Kau telah bergabung dengan keluarga kami hampir 8 tahun, sampai saat ini kami tak melihat tanda-tanda kehamilan yang sempurna sebab selama ini kau selalu keguguran!!“.



Aku menangis.. untuk inikah aku diundang kemari? Untuk dihina ataukah dipisahkan dengan suamiku? “Sebenarnya kami sudah punya calon untuk Fikri, dari dulu.. sebelum kau menikah dengannya. Tapi Fikri anak yang keras kepala, tak mau di atur,dan akhirnya menikahlah ia dengan kau.” Neneknya berbicara sangat lantang, mungkin logat orang Sabang seperti itu semua. Aku hanya bisa tersenyum dan melihat wajah suamiku yang kosong matanya.

“Dan aku dengar dari ibu mertuamu kau pun sudah berkenalan dengannya”, neneknya masih melanjutkan pembicaraan itu. Sedangkan suamiku hanya terdiam saja, tapi aku lihat air matanya. Ingin aku peluk suamiku agar ia kuat dengan semua ini, tapi aku tak punya keberanian itu. Neneknya masih saja berbicara panjang lebar dan yang terakhir dari ucapannya dengan mimik wajah yang sangat menantang kemudian berkata, “kau maunya gimana? kau dimadu atau diceraikan?“ MasyaAllah.. kuatkan hati ini.. aku ingin jatuh pingsan. Hati ini seakan remuk mendengarnya, hancur hatiku. Mengapa keluarganya bersikap seperti ini terhadapku..

Aku selalu munutupi masalah ini dari kedua orang tuaku yang tinggal di pulau kayu, mereka mengira aku sangat bahagia 2 tahun belakangan ini. “Fish, jawab!.” Dengan tegas Ibunya langsung memintaku untuk menjawab. Aku langsung memegang tangan suamiku. Dengan tangan yang dingin dan gemetar aku menjawab dengan tegas.

”Walaupun aku tidak bisa berdiskusi dulu dengan imamku, tapi aku dapat berdiskusi dengannya melalui bathiniah, untuk kebaikan dan masa depan keluarga ini, aku akan menyambut baik seorang wanita baru dirumah kami.”

Itu yang aku jawab, dengan kata lain aku rela cintaku dibagi. Dan pada saat itu juga suamiku memandangku dengan tetesan air mata, tapi air mataku tak sedikit pun menetes di hadapan mereka. Aku lalu bertanya kepada suamiku, “Ayah siapakah yang akan menjadi sahabatku dirumah kita nanti, yah?” Suamiku menjawab, ”Dia Desi!” Aku pun langsung menarik napas dan langsung berbicara, ”Kapan pernikahannya berlangsung? Apa yang harus saya siapkan dalam pernikahan ini Nek?.”

Ayah mertuaku menjawab, “Pernikahannya 2 minggu lagi.” ”Baiklah kalo begitu saya akan menelpon pembantu di rumah, untuk menyuruhnya mengurus KK kami ke kelurahan besok”, setelah berbicara seperti itu aku permisi untuk pamit ke kamar. Tak tahan lagi.. air mata ini akan turun, aku berjalan sangat cepat, aku buka pintu kamar dan aku langsung duduk di tempat tidur. Ingin berteriak, tapi aku sendiri disini. Tak kuat rasanya menerima hal ini, cintaku telah dibagi. Sakit. Diiringi akutnya penyakitku..

Apakah karena ini suamiku menjadi orang yang asing selama 2 tahun belakangan ini? Aku berjalan menuju ke meja rias, kubuka jilbabku, aku bercermin sambil bertanya-tanya, “sudah tidak cantikkah aku ini?“ Ku ambil sisirku, aku menyisiri rambutku yang setiap hari rontok. Kulihat wajahku, ternyata aku memang sudah tidak cantik lagi, rambutku sudah hampir habis.. kepalaku sudah botak dibagian tengahnya.

Tiba-tiba pintu kamar ini terbuka, ternyata suamiku yang datang, ia berdiri dibelakangku. Tak kuhapus air mata ini, aku bersegera memandangnya dari cermin meja rias itu. Kami diam sejenak, lalu aku mulai pembicaraan, “terima kasih ayah, kamu memberi sahabat kepada ku. Jadi aku tak perlu sedih lagi saat ditinggal pergi kamu nanti! Iya kan?.”

Suamiku mengangguk sambil melihat kepalaku tapi tak sedikitpun ia tersenyum dan bertanya kenapa rambutku rontok, dia hanya mengatakan jangan salah memakai shampo. Dalam hatiku bertanya, “mengapa ia sangat cuek?” dan ia sudah tak memanjakanku lagi. Lalu dia berkata,  “sudah malam, kita istirahat yuk!“

“Aku sholat isya dulu baru aku tidur”, jawabku tenang.

Dalam sholat dan dalam tidur aku menangis. Ku hitung mundur waktu, kapan aku akan berbagi suami dengannya. Aku pun ikut sibuk mengurusi pernikahan suamiku. Aku tak tahu kalau Desi orang Sabang juga. Sudahlah, ini mungkin takdirku. Aku ingin suamiku kembali seperti dulu, yang sangat memanjakan aku atas rasa sayang dan cintanya itu.

***

Malam sebelum hari pernikahan suamiku, aku menulis curahan hatiku di laptopku. Di laptop aku menulis saat-saat terakhirku melihat suamiku, aku marah pada suamiku yang telah menelantarkanku. Aku menangis melihat suamiku yang sedang tidur pulas, apa salahku? sampai ia berlaku sekejam itu kepadaku. Aku
save di mydocument yang bertitle “Aku Mencintaimu Suamiku.”

Hari pernikahan telah tiba, aku telah siap, tapi aku tak sanggup untuk keluar. Aku berdiri didekat jendela, aku melihat matahari, karena mungkin saja aku takkan bisa melihat sinarnya lagi. Aku berdiri sangat lama.. lalu suamiku yang telah siap dengan pakaian pengantinnya masuk dan berbicara padaku.

“Apakah kamu sudah siap?” Kuhapus airmata yang menetes diwajahku sambil berkata :

“Nanti jika ia telah sah jadi istrimu, ketika kamu membawa ia masuk kedalam rumah ini, cucilah kakinya sebagaimana kamu mencuci kakiku dulu, lalu ketika kalian masuk ke dalam kamar pengantin bacakan do’a di ubun-ubunnya sebagaimana yang kamu lakukan padaku dulu. Lalu setelah itu..”, perkataanku terhenti karena tak sanggup aku meneruskan pembicaraan itu, aku ingin menagis meledak.

Tiba-tiba suamiku menjawab “Lalu apa Bunda?” Aku kaget mendengar kata itu, yang tadinya aku menunduk seketika aku langsung menatapnya dengan mata yang berbinar-binar… “Bisa kamu ulangi apa yang kamu ucapkan barusan?”, pintaku tuk menyakini bahwa kuping ini tidak salah mendengar.

Dia mengangguk dan berkata, ”Baik bunda akan ayah ulangi, lalu apa bunda?”, sambil ia mengelus wajah dan menghapus airmataku, dia agak sedikit membungkuk karena dia sangat tinggi, aku hanya sedadanya saja. Dia tersenyum sambil berkata, ”Kita liat saja nanti ya!”. Dia memelukku dan berkata, “bunda adalah wanita yang paling kuat yang ayah temui selain mama”.

Kemudian ia mencium keningku, aku langsung memeluknya erat dan berkata, “Ayah, apakah ini akan segera berakhir? Ayah kemana saja? Mengapa Ayah berubah? Aku kangen sama Ayah? Aku kangen belaian kasih sayang Ayah? Aku kangen dengan manjanya Ayah? Aku kesepian Ayah? Dan satu hal lagi yang harus Ayah tau, bahwa aku tidak pernah berzinah! Dulu.. waktu awal kita pacaran, aku memang belum bisa melupakannya, setelah 4 bulan bersama Ayah baru bisa aku terima, jika yang dihadapanku itu adalah lelaki yang aku cari. Bukan berarti aku pernah berzina Ayah.” Aku langsung bersujud di kakinya dan muncium kaki imamku sambil berkata, ”Aku minta maaf Ayah, telah membuatmu susah”.

Saat itu juga, diangkatnya badanku.. ia hanya menangis. Ia memelukku sangat lama, 2 tahun aku menanti dirinya kembali. Tiba-tiba perutku sakit, ia menyadari bahwa ada yang tidak beres denganku dan ia bertanya, ”bunda baik-baik saja kan?” tanyanya dengan penuh khawatir. Aku pun menjawab, “bisa memeluk dan melihat kamu kembali seperti dulu itu sudah mebuatku baik, Yah. Aku hanya tak bisa bicara sekarang“. Karena dia akan menikah. Aku tak mau membuat dia khawatir. Dia harus khusyu menjalani acara prosesi akad nikah tersebut.

***

Setelah tiba dimasjid, ijab-qabul pun dimulai. Aku duduk diseberang suamiku. Aku melihat suamiku duduk berdampingan dengan perempuan itu, membuat hati ini cemburu, ingin berteriak mengatakan, “Ayah jangan!!”, tapi aku ingat akan kondisiku. Jantung ini berdebar kencang saat mendengar ijab-qabul tersebut. Begitu ijab-qabul selesai, aku menarik napas panjang. Tante Lia, tante yang baik itu, memelukku. Dalam hati aku berusaha untuk menguatkan hati ini. Ya… aku kuat.

Tak sanggup aku melihat mereka duduk bersanding dipelaminan. Orang-orang yang hadir di acara resepsi itu iba melihatku, mereka melihatku dengan tatapan sangat aneh, mungkin melihat wajahku yang selalu tersenyum, tapi dibalik itu.. hatiku menangis. Sampai dirumah, suamiku langsung masuk ke dalam rumah begitu saja. Tak mencuci kakinya. Aku sangat heran dengan perilakunya. Apa iya, dia tidak suka dengan pernikahan ini?

Sementara itu Desi disambut hangat di dalam keluarga suamiku, tak seperti aku dahulu, yang di musuhi. Malam ini aku tak bisa tidur, bagaimana bisa? Suamiku akan tidur dengan perempuan yang sangat aku cemburui. Aku tak tahu apa yang sedang mereka lakukan didalam sana.

Sepertiga malam pada saat aku ingin sholat lail aku keluar untuk berwudhu, lalu aku melihat ada lelaki yang mirip suamiku tidur disofa ruang tengah. Kudekati lalu kulihat. Masya Allah.. suamiku tak tidur dengan wanita itu, ia ternyata tidur disofa, aku duduk disofa itu sambil menghelus wajahnya yang lelah, tiba-tiba ia memegang tangan kiriku, tentu saja aku kaget.

“Kamu datang ke sini, aku pun tahu”, ia berkata seperti itu. Aku tersenyum dan megajaknya sholat lail. Setelah sholat lail ia berkata, “maafkan aku, aku tak boleh menyakitimu, kamu menderita karena ego nya aku. Besok kita pulang ke Jakarta, biar Desi pulang dengan mama, papa dan juga adik-adikku”

Aku menatapnya dengan penuh keheranan. Tapi ia langsung mengajakku untuk istirahat. Saat tidur ia memelukku sangat erat. Aku tersenyum saja, sudah lama ini tidak terjadi. Ya Allah.. apakah Engkau akan menyuruh malaikat maut untuk mengambil nyawaku sekarang ini, karena aku telah merasakan kehadirannya saat ini. Tapi.. masih bisakah engkau ijinkan aku untuk merasakan kehangatan dari suamiku yang telah hilang selama 2 tahun ini..

Suamiku berbisik, “Bunda kok kurus?” Aku menangis dalam kebisuan. Pelukannya masih bisa aku rasakan. Aku pun berkata, “Ayah kenapa tidak tidur dengan Desi?” ”Aku kangen sama kamu Bunda, aku tak mau menyakitimu lagi. Kamu sudah sering terluka oleh sikapku yang egois.” Dengan lembut suamiku menjawab seperti itu.

Lalu suamiku berkata, ”Bun, ayah minta maaf telah menelantarkan bunda.. Selama ayah di Sabang, ayah dengar kalau bunda tidak tulus mencintai ayah, bunda seperti mengejar sesuatu, seperti mengejar harta ayah dan satu lagi.. ayah pernah melihat sms bunda dengan mantan pacar bunda dimana isinya kalau bunda gak mau berbuat “seperti itu” dan tulisan seperti itu diberi tanda kutip (“seperti itu”). Ayah ingin ngomong tapi takut bunda tersinggung dan ayah berpikir kalau bunda pernah tidur dengannya sebelum bunda bertemu ayah, terus ayah dimarahi oleh keluarga ayah karena ayah terlalu memanjakan bunda”

Hati ini sakit ketika difitnah oleh suamiku, ketika tidak ada kepercayaan di dirinya, hanya karena omongan keluarganya yang tidak pernah melihat betapa tulusnya aku mencintai pasangan seumur hidupku ini. Aku hanya menjawab, “Aku sudah ceritakan itu kan Yah. Aku tidak pernah berzinah dan aku mencintaimu setulus hatiku, jika aku hanya mengejar hartamu, mengapa aku memilih kamu? Padahal banyak lelaki yang lebih mapan darimu waktu itu Yah. Jika aku hanya mengejar hartamu, aku tak mungkin setiap hari menangis karena menderita mencintaimu.“

Entah aku harus bahagia atau aku harus sedih karena sahabatku sendirian dikamar pengantin itu. Malam itu, aku menyelesaikan masalahku dengan suamiku dan berusaha memaafkannya beserta sikap keluarganya juga. Karena aku tak mau mati dalam hati yang penuh dengan rasa benci.

***

Keesokan harinya… Ketika aku ingin terbangun untuk mengambil wudhu, kepalaku pusing, rahimku sakit sekali.. aku mengalami pendarahan dan suamiku kaget bukan main, ia langsung menggendongku. Aku pun dilarikan ke rumah sakit.. Dari kejauhan aku mendengar suara zikir suamiku.. Aku merasakan tanganku basah.. Ketika kubuka mata ini, kulihat wajah suamiku penuh dengan rasa kekhawatiran. Ia menggenggam tanganku dengan erat.. Dan mengatakan, ”Bunda, Ayah minta maaf…”

Berkali-kali ia mengucapkan hal itu. Dalam hatiku, apa ia tahu apa yang terjadi padaku? Aku berkata dengan suara yang lirih, ”Yah, bunda ingin pulang.. bunda ingin bertemu kedua orang tua bunda, anterin bunda kesana ya, Yah..” “Ayah jangan berubah lagi ya! Janji ya, Yah… !!! Bunda sayang banget sama Ayah.” Tiba-tiba saja kakiku sakit sangat sakit, sakitnya semakin keatas, kakiku sudah tak bisa bergerak lagi.. aku tak kuat lagi memegang tangan suamiku. Kulihat wajahnya yang tampan, berlinang air mata.

Sebelum mata ini tertutup, kulafazkan kalimat syahadat dan ditutup dengan kalimat tahlil. Aku bahagia melihat suamiku punya pengganti diriku.. Aku bahagia selalu melayaninya dalam suka dan duka.. Menemaninya dalam ketika ia mengalami kesulitan dari kami pacaran sampai kami menikah.

Aku bahagia bersuamikan dia. Dia adalah nafasku.

Untuk Ibu mertuaku : “Maafkan aku telah hadir didalam kehidupan anakmu sampai aku hidup didalam hati anakmu, ketahuilah Ma.. dari dulu aku selalu berdo’a agar Mama merestui hubungan kami. Mengapa engkau fitnah diriku didepan suamiku, apa engkau punya buktinya Ma? Mengapa engkau sangat cemburu padaku Ma? Fikri tetap milikmu Ma, aku tak pernah menyuruhnya untuk durhaka kepadamu, dari dulu aku selalu mengerti apa yang kamu inginkan dari anakmu, tapi mengapa kau benci diriku. Dengan Desi kau sangat baik tetapi denganku menantumu kau bersikap sebaliknya.”

***

Setelah ku buka laptop, kubaca curhatan istriku.
Ayah, mengapa keluargamu sangat membenciku?
Aku dihina oleh mereka ayah.
Mengapa mereka bisa baik terhadapku pada saat ada dirimu?
Pernah suatu ketika aku bertemu Dian di jalan, aku menegurnya karena dia adik iparku tapi aku disambut dengan wajah ketidaksukaannya. Sangat terlihat Ayah..
Tapi ketika engkau bersamaku, Dian sangat baik, sangat manis dan ia memanggilku dengan panggilan yang sangat menghormatiku. Mengapa seperti itu ayah?
Aku tak bisa berbicara tentang ini padamu, karena aku tahu kamu pasti membela adikmu, tak ada gunanya Yah..
Aku diusir dari rumah sakit.
Aku tak boleh merawat suamiku.
Aku cemburu pada Desi yang sangat akrab dengan mertuaku.
Tiap hari ia datang ke rumah sakit bersama mertuaku.
Aku sangat marah..
Jika aku membicarakan hal ini pada suamiku, ia akan pasti membela Desi dan
ibunya..
Aku tak mau sakit hati lagi.
Ya Allah kuatkan aku, maafkan aku..
Engkau Maha Adil..
Berilah keadilan ini padaku, Ya Allah..
Ayah sudah berubah, ayah sudah tak sayang lagi pada ku..
Aku berusaha untuk mandiri ayah, aku tak akan bermanja-manja lagi padamu..
Aku kuat ayah dalam kesakitan ini..
Lihatlah ayah, aku kuat walaupun penyakit kanker ini terus menyerangku..
Aku bisa melakukan ini semua sendiri ayah..
Besok suamiku akan menikah dengan perempuan itu.
Perempuan yang aku benci, yang aku cemburui.
Tapi aku tak boleh egois, ini untuk kebahagian keluarga suamiku.
Aku harus sadar diri.
Ayah, sebenarnya aku tak mau diduakan olehmu.
Mengapa harus Desi yang menjadi sahabatku?
Ayah.. aku masih tak rela.
Tapi aku harus ikhlas menerimanya.
Pagi nanti suamiku melangsungkan pernikahan keduanya.
Semoga saja aku masih punya waktu untuk melihatnya tersenyum untukku.
Aku ingin sekali merasakan kasih sayangnya yang terakhir.
Sebelum ajal ini menjemputku.
Ayah.. aku kangen ayah..
***


Dan kini aku telah membawamu ke orang tuamu, Bunda.. Aku akan mengunjungimu sebulan sekali bersama Desi di Pulau Kayu ini. Aku akan selalu membawakanmu bunga mawar yang berwana pink yang mencerminkan keceriaan hatimu yang sakit tertusuk duri. Bunda tetap cantik, selalu tersenyum disaat tidur.
Bunda akan selalu hidup dihati ayah. Bunda.. Desi tak sepertimu, yang tidak pernah marah.. Desi sangat berbeda denganmu, ia tak pernah membersihkan telingaku, rambutku tak pernah di creambathnya, kakiku pun tak pernah dicucinya.

Ayah menyesal telah menelantarkanmu selama 2 tahun, kamu sakit pun aku tak perduli, hidup dalam kesendirianmu.. Seandainya Ayah tak menelantarkan Bunda, mungkin ayah masih bisa tidur dengan belaian tangan Bunda yang halus. Sekarang Ayah sadar, bahwa ayah sangat membutuhkan bunda.. Bunda, kamu wanita yang paling tegar yang pernah kutemui.

Aku menyesal telah asik dalam ke-egoanku.. Bunda.. maafkan aku.. Bunda tidur tetap manis. Senyum manjamu terlihat di tidurmu yang panjang. Maafkan aku, tak bisa bersikap adil dan membahagiakanmu, aku selalu meng-iyakan apa kata ibuku, karena aku takut menjadi anak durhaka. Maafkan aku ketika kau di fitnah oleh keluargaku, aku percaya begitu saja.

Apakah Bunda akan mendapat pengganti ayah di surga sana? Apakah Bunda tetap menanti ayah disana? Tetap setia dialam sana? Tunggulah Ayah disana Bunda.. Bisakan? Seperti Bunda menunggu ayah di sini.. Aku mohon.. Ayah Sayang Bunda..

Semoga sahabat anehdidunia.com terinspirasi dari segi positif dan mendapat kemudahan dalam mencapai cinta sejati yang kalian idam idamkan.

Minggu, 07 September 2014

Kisah Seorang Ibu " Ibu Ikhlaskan Mata Ini Untuk Mu "

Kasih ibu, kepada beta,

Tak terhingga sepanjang masa.

Hanya memberi, tak harap kembali

Bagai sang surya menyinari dunia...


Membaca syair lagu tersebut serasa merinding seluruh badan. Karena kasih ibu memang tiada duanya. Demi anaknya, tak sedikit ibu yang mengorbankan apapun yang dimilikinya.

Diceritakan kembali dari mulut ke mulut, dan ditulis ulang dengan rapi demi menyentuh setiap hati pembacanya. Inilah salah satu kisah mengharukan yang menceritakan besarnya cinta seorang ibu yang rela mendonorkan mata untuk anaknya.

***

Aku benci ibuku. Ia tak seperti ibu-ibu lainnya yang cantik dan bisa kubanggakan. Aku selalu malu kalau berjalan dengannya, atau ia menjemputku di sekolah.

Ibuku memiliki satu mata, penampilannya seadanya saja. Ia bahkan tak jarang mengenakan baju lusuh yang sudah sobek di beberapa bagiannya.

Karena ayah telah meninggalkan kami dan tak menafkahi kami, akhirnya ibu melamar pekerjaan di sekolahku. Ia memasak di kantin demi melayani guru-guru dan murid di sana. Aku sering sekali berpura-pura tak mengenalnya, karena aku malu. Aku takut sekali bila teman sekelasku tahu bahwa ia adalah ibuku.

Suatu hari, ia menyediakan makan siang di kantin sekolah untukku. Disajikannya di sebuah piring dengan penuh lauk dan dihiasnya cantik. Tak lupa ia mengecup dan mengusap-usap kepalaku setelah menyodorkan sepiring makan siang itu. Semua teman yang melihat langsung berkasak-kusuk, dan hal itu membuatku geram.

Sepulang sekolah, aku memarahinya habis-habisan. "Kau tahu betapa malunya aku tadi? Kalau memang kau hanya ingin aku ditertawakan oleh teman-temanku, kenapa kau tidak mati saja?" kataku geram.

Sejak saat itu ibuku lebih tahu diri. Ia berusaha menjaga jarak denganku kalau di depan teman-teman. Aku belajar keras untuk selalu mendapatkan ranking dan beasiswa. Aku ingin sekali segera keluar dari rumah ini.
***

Aku berhasil mendapatkan pekerjaan top, menikahi istri cantik dan dikaruniai anak-anak yang lucu. Aku tinggal di rumah yang cukup mewah dan besar.

Suatu hari, tiba-tiba ibu mengunjungiku tanpa seijinku. Membawakanku setermos sup hangat yang katanya dimasakkan khusus untuk anak-anakku.

Melihatnya dengan mata satu yang mengerikan, anak-anakku kaget dan berteriak. Istriku langsung menggandeng anak-anakku pergi.

Lagi-lagi aku dibuat malu dan tak tahu harus berbuat apalagi. Aku sudah berbahagia dengan hidupku saat ini. Tapi mengapa ibu malah mengacaukan hidupku?

Aku mengusirnya pergi, dan anak-anakku berteriak kegirangan saat tahu aku telah mengusirnya. "Jangan pernah lagi berani datang ke rumahku dan menakuti anak-anakku nenek tua!" geramku.
***

Di suatu sore, tetangga lamaku berkunjung ke rumah dan menyodorkan secarik surat kepadaku. "Ini dari ibumu. Ibumu telah meninggal dunia," katanya.

Aku hanya terdiam, tidak menangis dan tidak bertanya banyak kepadanya. Aku hanya menerima surat itu dan menyimpan di meja kerjaku.

Lama... aku merasa sangat gelisah. Kemudian aku buka secarik amplop tersebut dan kubaca setiap deretan hurufnya dengan penuh air mata dan emosi.

Yang tercinta anakku,
Aku selalu memikirkanmu setiap waktu. Dan aku meminta maaf kalau kedatanganku tempo hari ternyata malah mengganggu keluargamu dan menakuti anak-anakmu.
Tetapi aku sangat bahagia saat melihatmu sudah hidup bahagia. Sekalipun aku harus menanggung derita ini, aku rela demi cintaku kepadamu.
Aku tahu bahwa hidupku sudah tidak lama lagi. Sehingga aku harus meminta maaf karena kau telah banyak menderita semasa kecilmu. Kamu seringkali malu karena memiliki ibu yang hanya punya satu mata ini.
Ada satu hal yang ingin sekali ibu ceritakan kepadamu...
Saat kau masih balita, kau mendapat kecelakaan dan kehilangan salah satu mata. Sebagai seorang ibu, aku harus mengambil tindakan itu. Aku meminta dokter mengambil sebelah mataku untukmu. Aku tahu bahwa aku tak akan tahan dan tak akan pernah bahagia bila melihatmu harus menanggung ini sendiri. Sebab itulah, aku selalu menjadi ibu yang menakutkan dan tak bisa membuatmu bangga, anakku.
Kini aku bangga, dengan pengorbananku ini, aku bisa melihatmu menjadi orang yang sukses dan bahagia. Aku bahagia bisa membuatmu selalu melihat dunia.
Berbahagialah selalu anakku,
Ibu yang selalu mencintaimu.
Semoga cerita ini bisa menjadi motivasi untuk kita semua, untuk tetap berbakti kepada orang tua,, untuk tetap patuh kepada org tua... sebagai mana pun orang tua beliau akan tetap menjadi orang tua & beruntunglah untuk kalian semua yang masih punya orang tua yang lengkap sedihsedih

Ibuku hanya memiliki satu mata. Aku membencinya, ia adalah sebuah hal yang memalukan.

[Image: anak-dan-ibu-aceh1.jpg]
Ibuku menjalankan sebuah toko kecil pada sebuah pasar.
Dia mengumpulkan barang-barang bekas dan sejenisnya untuk dijual, apapun untuk mendapatkan uang yang kami butuhkan.

Ia adalah sebuah hal yang memalukan.
Pada suatu hari di sekolah. Aku ingat saat itu hari ketika ibuku datang. Aku sangat malu. Mengapa ia melakukan hal ini kepadaku?

Aku melemparkan muka dengan rasa benci dan berlari. Keesokan harinya di sekolah.. “Ibumu hanya memiliki satu mata?” dan mereka semua mengejekku.

Aku berharap ibuku hilang dari dunia ini maka aku berkata kepada ibu aku,”Ibu, kenapa kamu tidak memiliki mata lainnya? Ibu hanya akan menjadi bahan tertawaan. Kenapa Ibu tidak mati saja?” Ibu tidak menjawab.

Aku merasa sedikit buruk, tetapi pada waktu yang sama, rasanya sangat baik bahwa aku telah mengatakan apa yang telah ingin aku katakan selama ini.
Mungkin itu karena ibu tidak menghukum aku, tetapi aku tidak berpikir bahwa aku telah sangat melukai perasaannya.

Malam itu, Aku terbangun dan pergi ke dapur untuk mengambil segelas air. Ibuku menangis disana, dengan pelan, seakan ia takut bahwa ia akan membangunkanku. Aku melihatnya, dan pergi. Karena perkataanku sebelumnya kepadanya, ada sesuatu yang mencubit hati aku.

Meskipun begitu, Aku membenci ibuku yang menangis dari satu matanya. Jadi, Aku mengatakan diri ku jikalau aku akan tumbuh dewasa dan menjadi sukses, karena aku membenci ibu bermata-satu aku dan kemiskinan kami.

Lalu aku belajar dengan keras. aku meninggalkan ibu dan ke Seoul untuk belajar, dan diterima di Universitas Seoul dengan segala kepercayaan diri. Lalu, aku menikah. aku membeli rumah milikku sendiri. Lalu aku memiliki anak-anak juga.

Sekarang, aku hidup bahagia sebagai seorang pria yang sukses. aku menyukainya disini karena ini adalah tempat yang tidak meningatkan aku akan ibu.
Kebahagiaan ini menjadi besar dan semakin besar, ketika seseorang tidak terduga menjumpai aku “Apa?! Siapa ini?”…

Ini adalah ibu aku.. tetap dengan satu matanya. Ini rasanya seperti seluruh langit sedang jatuh ke diri aku. Anak perempuan aku lari kabur, takut akan mata ibu aku.
Dan aku bertanya kepadanya, “Siapa Anda?

aku tidak mengenalmu!!” sandiwara aku. aku berteriak kepadanya “Mengapa engkau berani datang ke rumah aku dan menakuti anak aku! Pergi dari sini sekarang juga!”
Dan ibu dengan pelan menjawab, “Oh, maafkan aku.

aku pasti salah alamat,” dan dia menghilang. Terima kasih Tuhan.. Ia tidak mengenali aku. aku merasa cukup lega. aku mengatakan kepada diri aku bahwa aku tidak akan peduli, atau berpikir tentang ini sepanjang sisa hidup aku.

Lalu ada perasaan lega datang kepada aku.. Suatu hari, sebuah surat mengenai reuni sekolah datang ke rumah aku. aku berbohong kepada istri aku mengatakan bahwa aku akan pergi perjalanan bisnis. Setelah reuni ini, aku pergi ke rumah lama aku.

. karena rasa penasaran saja, aku menemukan ibu aku terjatuh di tanah yang dingin. Tetapi aku tidak meneteskan satu air mata sekalipun. Ia memiliki sepotong kertas di tangannya.. dan itu adalah surat untuk diri aku.

Anakku,
Aku pikir hidupku sudah cukup lama saat ini. Dan.. aku tidak akan mengunjungi Seoul lagi.. tetapi apakah itu terlau banyak jikalau aku ingin kamu untuk datang menunjungiku sekali-kali nak? aku sangat merindukanmu. Dan aku sangat lega ketika mendengar kamu akan datang dalam reuni ini.

Tetapi aku memutuskan untuk tidak datang ke sekolah.. Untuk Kamu.. aku meminta maaf jikalau aku hanya memiliki satu mata dan aku hanya membawa kemaluan bagi dirimu.

Kamu tahu, ketika kamu masih sangat kecil, kamu terkena sebuah kecelakaan, dan kehilangan satu matamu. Sebagai seorang ibu, aku tidak tahan melihatmu harus tumbuh dengan hanya satu mata.. maka aku memberikanmu mata aku.

. aku sangat bangga kepada anak aku yang melihat dunia yang baru untuk aku, menggantikan aku, dengan mata itu.

Aku tidak pernah marah kepadamu atas apapun yang kamu lakukan. Beberapa kali ketika kamu marah kepada aku.

aku berpikir sendiri,”Ini karena kamu mencintai aku.” Aku rindu waktu ketika kamu masih sangat kecil dan berada di sekitarku.
Aku sangat merindukanmu. Aku mencintaimu. Kamu adalah duniaku.

Saran kami marilah kita cintai Ibu kita sepenuh Hati kita
sebelum Terlambat

Semoga Adanya cerita Ini kita makin mencintai Ibu ayah Kita Aamiin

Mudah-mudahan kisah ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua.

Ya ALLAH…
Muliakanlah orang yang membaca status ini
Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
Lapangkanlah hatinya
Bahagiakanlah keluarganya
Luaskan rezekinya seluas lautan
Mudahkan segala urusannya
Kabulkan cita-citanya
Jauhkan dari segala Musibah
Jauhkan dari segala Penyakit,Fitnah,Prasangka Keji,Berkata Kasar dan Mungkar.
Dan dekatkanlah jodohnya untuk orang yang membaca dan membagikan status ini.

Aamiin ya Rabbal’alamin…